Daftar Isi:
Anda sering merasa lelah yang berkepanjangan? Kehilangan motivasi untuk bekerja? Atau merasa malas untuk melakukan kegiatan yang biasanya Anda gemari? Mungkin Anda sedang burnout!
Burnout adalah sebuah fenomena yang sudah tidak asing lagi di masyarakat. Meskipun memang bukan termasuk kondisi medis, tapi tidak dapat dipungkiri bahwa burnout dapat berpengaruh secara negatif terhadap diri seseorang. Efek yang ditimbulkannya tidak hanya berupa penurunan produktivitas saja, melainkan juga pengaruh terhadap kondisi fisik.
Burnout atau kelelahan mental sering kali disalahartikan sebagai rasa malas atau bahkan depresi. Namun, ketiganya adalah hal yang sangat berbeda. Untuk memahaminya, simak penjelasan berikut ini!
Apa Itu Burnout?

(Sumber: freepik)
Burnout merupakan suatu kondisi di mana Anda merasa lelah secara fisik, mental, maupun emosional. Burnout biasanya diiringi juga dengan menurunnya motivasi dan performa. Kondisi ini juga dapat menimbulkan sikap negatif terhadap diri sendiri maupun orang lain.
Terkadang, Anda bahkan tidak bisa menyadari kapan Anda mulai merasa burnout. Anda baru sadar ketika Anda merasa lelah tak tertahankan hingga tidak mampu lagi melakukan pekerjaan yang biasanya bisa Anda kerjakan dengan baik.
Kondisi ini memang lebih identik dengan kalangan pekerja, terutama karyawan kantoran. Akan tetapi, burnout bisa terjadi pada siapa saja, termasuk mereka yang masih sekolah maupun kuliah.
Lalu, bagaimana cara mengetahui kapan Anda sudah merasa burnout? Berikut ini ciri-cirinya!
Ciri-ciri Burnout yang Harus Anda Kenali
Ciri secara perilaku dan emosional

(Sumber: unsplash)
1. Mudah cemas
Salah satu ciri-ciri burnout adalah munculnya rasa cemas. Stress dan lelah yang berlebih membuat rasa khawatir, gugup, dan tegang merayap sehingga Anda tidak dapat merasa tenang.
2. Mudah tersinggung
Anda merasa mudah tersinggung dan marah karena hal kecil? Bisa jadi ini karena Anda sudah kelelahan secara mental. Ketika sedang burnout, meregulasi emosi akan terasa lebih sulit. Akibatnya, Anda bersikap tidak ramah dengan teman kerja, keluarga, atau bahkan klien Anda. Hubungan Anda dengan orang lain pun merenggang.
3. Malas bertemu dengan orang lain
Ciri lain yang bisa menandakan kondisi ini adalah isolasi diri. Bertemu dan bersosialisasi dengan orang lain rasanya berat sekali, bahkan ketika orang tersebut adalah teman atau keluarga Anda sendiri. Rasanya, Anda hanya ingin diam dan menyendiri dengan diri Anda sendiri.
Baca juga: Apa Itu Cabin Fever? Pengertian, Gejala, dan Cara Mengatasinya
4. Apati
Kelelahan mental juga bisa membuat Anda merasa apati terhadap sekitar. Anda merasa kosong dan merasa tidak ingin berkembang lagi.
5. Mudah melamun
Melamun saat sedang diskusi bisa menjadi tanda bahwa Anda sedang mengalami burnout. Kondisi ini dapat membuat Anda sulit konsentrasi dan fokus karena pikiran Anda sudah terlalu lelah.
6. Tidak ada motivasi
Kehilangan motivasi adalah salah satu tanda burnout yang paling besar. Bahkan, untuk melakukan hal-hal sederhana yang biasa Anda lakukan dengan baik pun rasanya tidak mampu lagi.
7. Tidak ada minat
Burnout juga membuat aktivitas yang semula gemar untuk Anda lakukan jadi terasa tidak lagi menyenangkan. Anda pun jadi tidak minat lagi untuk melakukannya dan sebisa mungkin ingin menghindarinya.
Ciri secara fisik

(Sumber: unsplash)
1. Sakit kepala
Sakit kepala merupakan salah satu tanda burnout yang paling umum. Kalau Anda sering merasa sakit kepala atau migrain, mungkin Anda sudah terlalu lama bekerja hingga burnout.
2. Sakit perut
Selain sakit kepala, orang yang burnout juga seringkali merasa nyeri di perut, terutama mereka yang memang sudah memiliki riwayat penyakit maag. Stress dapat menyebabkan asam lambung naik sehingga menimbulkan rasa nyeri dan perih di perut.
3. Kelelahan
Selain lelah secara mental, lelah secara fisik juga dapat Anda rasakan ketika burnout. Biarpun Anda merasa sudah tidur dengan waktu yang lama, setelah bangun pun Anda tetap merasa lelah dan tidak bertenaga untuk menjalani aktivitas.
4. Insomnia
Meskipun tubuh dan pikiran Anda terasa lelah, namun burnout juga dapat menyebabkan Anda kesulitan untuk tertidur. Stress dan aktivitas yang berlebih dapat mengganggu ritme sirkadian Anda sehingga membuat Anda sulit tidur di malam hari.
Anda mungkin juga suka: Kenali Ritme Sirkadian, Siklus Biologis Tubuh yang Atur Pola Tidur
5. Pola makan dan pola tidur berubah
Tidak hanya mempengaruhi produktivitas, burnout juga dapat mempengaruhi pola makan. Anda bisa makan lebih banyak atau justru lebih sedikit dari biasanya. Pilihan menu yang Anda pilih pun cenderung tidak sehat.
Selain pola makan, pola tidur Anda juga berubah. Perubahan pola tidur adalah salah satu tanda paling signifikan yang menandakan bahwa ada sesuatu yang salah pada diri Anda. Jika Anda tidur lebih sebentar atau bahkan lebih lama dari biasanya, mungkin Anda sedang burnout.
6. Gampang sakit
Sistem kekebalan tubuh dapat berkurang karena burnout. Akibatnya, tubuh Anda pun lebih rentan terhadap penyakit.
7. Nyeri otot
Tanpa Anda sadari, ketika sedang stress tubuh Anda menegang. Otot tubuh yang terus menerus berkontraksi ini dapat menyebabkan nyeri otot.
Anda Hanya Malas, Burnout, atau Depresi? Ini Dia Perbedaannya!

(Sumber: freepik)
Rasa malas, burnout, dan depresi memang bisa dibilang agak mirip. Terkadang, membedakannya memang sulit. Akan tetapi, ketiganya memiliki perbedaan yang cukup signifikan.
Perbedaan Malas dan Burnout
Rasa malas memang dapat timbul ketika Anda sedang burnout. Akan tetapi, burnout lebih dari sekadar malas saja.
Rasa malas pada dasarnya hanya ketidakinginan Anda untuk melakukan sesuatu. Situasi ini dapat diatasi dengan memotivasi diri sendiri seperti memberikan penghargaan jika Anda berhasil menyelesaikan suatu tugas tertentu. Lain halnya dengan burnout. Ketika burnout, Anda bahkan tidak mampu untuk memunculkan motivasi tersebut. Entah penghargaan seperti apapun yang Anda tawarkan pada diri sendiri, Anda tetap tidak ingin melakukannya.
Rasa malas juga bisa diatasi dengan beristirahat sebentar. Namun, jika Anda sudah istirahat dan Anda tetap tidak ingin melakukan apa yang harus Anda lakukan, mungkin Anda sedang burnout.
Perbedaan Depresi dan Burnout
Tidak seperti depresi, burnout tidak termasuk kondisi medis. Burnout hanya suatu kondisi yang Anda rasakan karena suatu hal tertentu, sedangkan depresi merupakan gangguan kesehatan mental yang memerlukan penanganan profesional.
Penyebab timbulnya burnout juga jelas, seperti terlalu banyak kerjaan, lingkungan kerja yang kurang sehat, dan lain-lain. Lain halnya dengan depresi yang kemunculannya tidak bisa dijelaskan secara pasti tanpa tenaga profesional.
Meski begitu, kondisi burnout yang dibiarkan terlalu lama juga dapat meningkatkan risiko depresi.
Penyebab Munculnya Burnout

(Sumber: freepik)
1. Bekerja terlalu lama
Apabila Anda terlalu sering lembur atau mengerjakan tugas sampai larut malam, maka rasa lelah akan menghinggapi Anda. Anda memaksakan diri untuk bekerja melebihi kemampuan sehingga fisik dan mental Anda pun terasa sangat lelah. Akibatnya, melakukan kegiatan lain pun jadi terasa berat.
2. Terlalu banyak tanggung jawab
Dipercaya dan diandalkan oleh orang lain memang terasa menyenangkan. Namun, jika semua pekerjaan dibebankan kepada satu orang saja, siapapun akan merasa keberatan. Terlalu banyak cabang di pikiran Anda sehingga membuat Anda kewalahan.
Bukannya mengerjakan tanggung jawab dengan sempurna seperti harapan orang lain, situasi ini justru dapat membuat Anda kesulitan melakukan apapun. Akhirnya, semua tanggung jawab yang diberikan kepada Anda tidak dapat diselesaikan.
3. Target yang tidak jelas
Segala hal yang Anda lakukan pasti ada tujuannya. Begitu pula dengan setiap pekerjaan yang Anda selesaikan di kantor. Target yang jelas dapat menjadi motivasi agar Anda melakukan suatu tugas tertentu. Tanpa adanya target, Anda pun tidak tahu mengapa harus melakukan tugas tersebut.
4. Kegiatan yang terlalu repetitif
Katakan saja, Anda gemar membuat tulisan, ilustrasi, desain grafis, dan sebagainya. Lalu, Anda harus melakukan hal yang sama setiap hari. Hampir tidak ada perbedaan yang signifikan antara kegiatan yang Anda lakukan kemarin, hari ini, maupun besok.
Jika hal ini dibiarkan terlalu lama, kegiatan yang semula Anda gemar lakukan pun jadi membosankan. Anda jadi malas melakukannya karena tidak ada tantangan baru. Ide Anda pun rasanya sudah diperas habis karena Anda harus melakukan hal yang sama setiap hari.
5. Work-life yang tidak seimbang
Situasi ini paling rawan terjadi pada mereka yang bekerja dari rumah. Karena tidak harus berangkat dan pulang kantor, jam kerja pun jadi lebih samar. Anda bisa saja mulai kerja pukul 7 pagi dan sudah selesai pukul 3 sore. Tapi, Anda bisa juga bekerja sampai larut malam.
Meskipun memang lebih fleksibel, namun jam kerja yang tidak seimbang ini dapat menyulitkan Anda untuk membagi waktu kapan harus bekerja dan kapan harus melakukan aktivitas lainnya sehingga ketika melakukan pekerjaan pun Anda jadi lelah dan tidak maksimal.
Cara untuk Mengatasi Burnout

(Sumber: freepik)
1. Jadwalkan waktu istirahat setiap hari
Beberapa orang merasa kesulitan untuk berhenti di tengah-tengah pekerjaan yang sedang dilakukannya karena takut memecah konsentrasi. Karenanya, waktu istirahat pun jadi berkurang. Terlebih lagi jika Anda bekerja dari rumah. Waktu kerja dan waktu istirahat hampir tidak punya batas yang jelas sehingga burnout pun tidak terhindarkan.
Untuk mengatasinya, luangkan waktu di tengah jam kerja Anda untuk menutup laptop dan beristirahat sebentar. Ketika waktu makan siang, usahakan Anda makan dengan laptop dan komputer Anda dalam keadaan sleep. Lebih baik lagi kalau Anda bisa makan siang di luar ruang kerja. Ini dilakukan agar menghindari Anda makan sambil mencicil pekerjaan. Lupakan pekerjaan sejenak dan nikmatilah makan siang Anda sambil berbincang dengan yang lain.
2. Jalan-jalan beberapa menit
Ada saatnya Anda akan merasa mumet saat sedang bekerja. Jika Anda sudah merasa mumet, jangan paksakan dengan terus bekerja dan berdirilah dari meja kerja Anda. Cobalah untuk jalan-jalan ke sekitar gedung kantor selama beberapa menit untuk meluruskan pikiran Anda. Kalau Anda bekerja dari rumah, cobalah untuk pergi ke halaman atau ke balkon rumah.
Selain dapat mengatasi mumet, melakukan ini juga bisa membuat Anda berpikir lebih jernih. Inspirasi dan ide yang tadinya sulit Anda temukan pun muncul dengan sendirinya. Cara ini juga dapat mencegah datangnya burnout di kemudian hari.
3. Buat batasan antara kehidupan dan pekerjaan
Jam kerja memang hampir tidak ada bagi mereka yang bekerja dari rumah. Meskipun secara teknis Anda harus bekerja dari pukul 9 pagi hingga 5 sore, tapi work from home membuat jam kerja Anda jadi jauh lebih bebas.
Rasanya memang menyenangkan punya jam kerja yang fleksibel. Akan tetapi, hal ini juga dapat merugikan karena Anda tidak tahu kapan harus berhenti bekerja. Anda bisa saja mulai bekerja sejak pagi, lalu menunda-nunda pekerjaan hingga malam hari.
Karena itu, tegaskan pada diri Anda sendiri bahwa Anda hanya akan bekerja pada waktu yang sudah ditentukan. Dengan begitu, secara tidak langsung Anda menetapkan target bahwa tugas Anda harus sudah selesai pada waktu yang ditentukan. Selain lebih efektif, cara ini juga bisa membantu agar Anda tidak menggunakan waktu istirahat untuk hal lain.
4. Tidur dengan cukup
Burnout dapat mengganggu pola tidur dan jika tidak kunjung diperbaiki, pola tidur Anda akan seterusnya terganggu. Jika pola tidur terganggu, gangguan kesehatan lainnya dapat lebih mudah menghampiri Anda.
Karenanya, cobalah untuk disiplin dengan waktu tidur. Usahakan Anda sudah bersiap untuk tidur pukul 10 malam. Jauhkan gadget, buku, maupun distraksi lainnya agar Anda bisa tidur lebih mudah.
5. Olahraga
Olahraga bisa dibilang menjadi solusi untuk hampir dari segala masalah. Sudah bukan rahasia lagi kalau olahraga bisa memperbaiki suasana hati dan kondisi mental seseorang. Jadi, kalau Anda merasa lelah fisik dan mental karena burnout, cobalah untuk berolahraga. Tidak perlu olahraga yang berat. Cukup keluar rumah saat pagi atau sore hari untuk jalan santai.
6. Ambil cuti
Sebagian orang yang mengalami burnout justru jarang ambil cuti. Bahkan, ketika sedang kurang sehat pun, mereka akan tetap memaksakan diri untuk pergi kerja. Nah, kalau Anda sudah merasa burnout, cobalah ambil cuti beberapa hari. Selama cuti pun Anda tidak perlu pergi liburan ke tempat yang jauh. Cukup manfaatkan waktu sebaik mungkin untuk istirahat, melakukan hobi yang Anda miliki, atau mengunjungi keluarga.
7. Punya hobi
Memiliki hobi juga bisa membantu Anda mengatasi burnout. Dengan hobi, Anda bisa mengalihkan pikiran sejenak untuk melakukan hal-hal yang lebih ringan, menyenangkan, dan tidak ada sangkutannya dengan kewajiban Anda.
8. Hubungi orang lain
Burnout memang dapat membuat Anda cenderung menghindari orang lain. Akan tetapi, membiarkan diri terisolasi juga tidak dapat mengatasi burnout sehingga menciptakan siklus yang tidak ada hentinya.
Cobalah untuk menghubungi keluarga atau teman terdekat Anda. Mengobrol dengan ringan bisa membuat pikiran Anda lebih fresh. Anda juga bisa menceritakan permasalahan yang membuat Anda burnout kepada orang-orang yang Anda percaya.
9. Cari pertolongan professional
Apabila burnout yang Anda alami berlangsung berkepanjangan dan semakin parah meskipun Anda sudah melakukan cara-cara di atas, mungkin sudah saatnya Anda mencari pertolongan profesional. Luangkan waktu untuk konseling dengan psikolog untuk mencari jalan keluar yang lebih baik dan sehat.
Kesimpulan
Burnout hadir dari stress yang dibiarkan menumpuk terlalu lama. Rasa lelah menggerayangi Anda baik secara fisik maupun mental. Akibatnya, produktivitas Anda menurun. Anda pun jadi menyalahkan diri sendiri karena tidak bisa menyelesaikan pekerjaan dengan sempurna dan akhirnya Anda semakin stress.
Cobalah untuk istirahat tanpa memikirkan pekerjaan Anda. Melakukan hobi, olahraga, atau sekadar jalan santai menikmati udara segar bisa membantu pikiran Anda lebih rileks dan fresh.
Jika Anda tinggal di apartemen, Anda bisa meluangkan waktu untuk memanfaatkan fasilitas yang tersedia seperti kolam renang, gym, lapangan olahraga, maupun taman hijau. Beberapa apartemen juga ada yang menyediakan fasilitas berupa spa dan sauna. Anda bisa menemukan apartemen-apartemen dengan fasilitas yang lengkap melalui Jendela360.
Jendela360 adalah situs sewa apartemen yang telah terpercaya dengan puluhan ribu unit apartemen di berbagai kota-kota besar di Indonesia. Kualitas setiap unitnya terjamin karena telah melalui proses verifikasi.
Jendela360 memiliki fitur virtual tour menggunakan kamera 360 yang memungkinkan Anda untuk apartemen secara lebih detail tanpa harus beranjak dari tempat duduk Anda.
Seluruh transaksi Anda dengan Jendela360 juga terjamin aman tanpa adanya hidden fees karena dilakukan secara transparan.
Kunjungi website Jendela360 atau hubungi customer service kami untuk informasi lebih lanjut!
Riana adalah seorang SEO writer dan copywriter di Jendela360. Riana memiliki pengalaman selama 3 tahun, khususnya dalam bidang properti dan gaya hidup. Dalam menulis, Riana percaya bahwa konten yang berorientasi pada autentisitas adalah kunci dalam menciptakan sebuah tulisan yang lebih berkualitas. Di waktu luang, Riana senang membaca buku untuk terus memperluas wawasan dan memperkaya inspirasinya dalam menulis.




