Awas! 9 Penyakit Ini Rentan Terjadi saat Puasa

by

|

|

,
penyakit saat puasa

Penyakit saat puasa — Tantangan yang harus dihadapi saat sedang berpuasa tidak hanya menahan lapar, haus, dan nafsu saja. Kondisi tubuh juga harus tetap fit dan sehat agar tetap dapat menjalankan aktivitas sehari-hari dengan lancar.

Meskipun puasa dikatakan dapat memberikan banyak manfaat secara kesehatan, perubahan pola makan juga dapat membuat tubuh lebih rentan terhadap penyakit. Agar Anda dapat lebih waspada, kenali penyakit yang sering timbul saat puasa berikut ini.

9 Penyakit yang Rentan Timbul Saat Puasa

1. Dehidrasi

penyakit saat puasa
(Sumber: freepik)

Saat berpuasa, tubuh tidak mendapatkan asupan cairan selama lebih dari 12 jam. Kondisi inilah yang membuat risiko dehidrasi meningkat, terutama jika cuaca panas atau aktivitas yang dilakukan cukup berat.

Dehidrasi bisa menyebabkan tubuh lemas, ketidakseimbangan elektrolit, hingga tekanan darah rendah. Jika berlangsung terus-menerus, kondisi ini bahkan dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan serius seperti infeksi saluran kemih, batu ginjal, atau bahkan pingsan.

Untuk menghindari dehidrasi saat puasa, penting untuk mencukupi kebutuhan cairan di waktu sahur dan berbuka. Perhatikan tanda-tanda dehidrasi seperti pusing, kelelahan, mulut kering, serta warna urine yang lebih gelap.

Hindari minuman yang manis atau berkafein karena dapat mempercepat tubuh untuk kehilangan cairan. Batasi juga aktivitas berat yang dapat memicu banyak keringat agar tubuh tetap terhidrasi dengan baik selama menjalani puasa.

2. Asam Lambung Naik


(Sumber: freepik)

Selain makanan pedas dan asam, makanan manis serta berminyak yang sering dikonsumsi saat berbuka dan sahur juga dapat memicu gangguan pencernaan seperti sakit perut dan kembung (bloating). Pola makan tidak teratur, kebiasaan melewatkan sahur atau langsung tidur setelah makan, dan makan dalam porsi besar saat berbuka juga dapat menimbulkan risiko asam lambung naik, terutama pada mereka yang memiliki riwayat penyakit maag.

Saat sedang puasa pun, lambung tetap memproduksi asam klorida meski tidak ada makanan yang masuk, sehingga asam lambung bisa naik ke kerongkongan. Jika asam lambung sudah naik ke kerongkongan, Anda akan merasakan beberapa gejala seperti perut kembung, nyeri ulu hati, mual, hingga sensasi panas di dada (heartburn).

3. Sakit Kepala

penyakit saat puasa
(Sumber: freepik)

Sakit kepala sudah bukan menjadi penyakit yang asing untuk timbul saat puasa, terutama di siang hari dengan sensasi menusuk atau melayang. Penyebab utamanya adalah dehidrasi dan rendahnya kadar gula darah yang menghambat pasokan energi ke otak.

Selain itu, pola makan yang tidak teratur dan kurang tidur juga bisa memperburuk kondisi ini. Oleh karena itu, untuk mengurangi risiko sakit kepala, penting untuk menjaga pola tidur yang cukup, menghindari konsumsi kafein berlebihan, serta mengonsumsi makanan bergizi saat sahur dan berbuka.

Agar tetap bugar selama puasa, usahakan tidur minimal 4 jam di malam hari sebelum sahur dan lanjutkan istirahat setelah sahur dengan jeda yang cukup untuk mencegah naiknya asam lambung.

Selain itu, pilihlah makanan yang dapat menjaga kadar gula darah tetap stabil, seperti nasi merah, oatmeal, dan kentang yang kaya karbohidrat kompleks. Dengan pola makan dan istirahat yang tepat, Anda bisa menjalani puasa dengan lebih nyaman tanpa terganggu sakit kepala.

Baca juga: Tips Berolahraga Saat Puasa Agar Tidak Mengganggu Ibadah

4. Diare


(Sumber: freepik)

Diare adalah salah satu gangguan pencernaan yang sering terjadi saat puasa akibat pola makan yang tidak tepat. Konsumsi makanan yang memicu sekresi air dan garam berlebihan di saluran pencernaan, seperti minuman berkafein tinggi (teh dan kopi) atau makan berlebihan saat berbuka menjadi pemicu utama diare.

Selain itu, kebiasaan makan makanan pedas yang menjadi favorit banyak orang Indonesia juga dapat memicu diare, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan saat sahur dan berbuka.

Diare umumnya memang terjadi di awal puasa dan dapat berhenti dengan sendirinya. Namun, untuk mengurangi risikonya, tetap penting untuk menjaga kebersihan makanan dan memilih asupan yang lebih ramah di perut.

Awali sahur dengan makan buah seperti pir, pepaya, atau melon. Hindari makan dengan porsi berlebihan dan berikan jeda sekitar dua jam sebelum tidur agar sistem pencernaan bisa bekerja lebih optimal selama puasa.

5. Sembelit

penyakit saat puasa
(Sumber: freepik)

Selain diare, gangguan pencernaan lain yang rawan muncul saat puasa adalah sembelit. Penyakit ini terjadi saat puasa karena pergerakan makanan dalam saluran cerna lebih lambat, menyebabkan feses mengeras dan sulit dikeluarkan.

Kurangnya asupan serat, cairan, serta aktivitas fisik menjadi penyebab utama kondisi ini. Gejala yang sering muncul antara lain tinja yang keras, perut terasa penuh, hingga ketidaknyamanan saat BAB. Jika tidak ditangani, sembelit yang berlangsung lama dapat meningkatkan risiko ambeien, yang tentu saja membuat puasa terasa kurang nyaman.

Untuk mencegah sembelit, pastikan tubuh tetap terhidrasi dengan cukup minum air putih saat sahur dan berbuka. Selain itu, perbanyak konsumsi makanan tinggi serat seperti biji-bijian, buah, dan sayur.

Kurangi mengonsumsi jajanan berbuka yang justru rendah serat dan lebih selektif dalam memilih makanan. Jangan lupa juga untuk tetap aktif bergerak meski sedang berpuasa agar sistem pencernaan tetap lancar dan terhindar dari masalah sulit BAB.

Anda mungkin juga suka: Praktis! 16 Alat Olahraga di Rumah yang Muat di Apartemen

6. Hipoglikemia


(Sumber: freepik)

Hipoglikemia merupakan kondisi ketika kadar gula darah turun drastis, menyebabkan tubuh gemetar, mata berkunang-kunang, hingga keringat dingin. Saat berpuasa, kondisi ini sering terjadi karena tubuh kekurangan asupan makanan dan minuman yang menjadi sumber energi utama. Hipoglikemia mungkin hanya menimbulkan rasa lemas bagi orang yang sehat. Akan tetapi, bagi penderita diabetes, kondisi ini bisa berbahaya dan perlu diwaspadai.

Untuk mencegah hipoglikemia, penting untuk memilih makanan yang tepat saat sahur dan berbuka. Mengonsumsi karbohidrat kompleks seperti nasi merah, oatmeal, atau ubi dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil.

Hindari juga mengonsumsi makanan manis secara berlebihan yang bisa membuat gula darah naik-turun secara drastis. Jika mulai merasakan gejala seperti gemetar atau lemas saat puasa, segera cari tempat untuk beristirahat dan jangan memaksakan diri untuk melanjutkan aktivitas yang sedang dikerjakan.

7. Tekanan Darah Rendah

penyakit saat puasa
(Sumber: freepik)

Tekanan darah rendah juga menjadi penyakit yang rentan terjadi saat puasa. Seseorang dikatakan mengalami tekanan darah rendah jika tekanan darahnya di bawah 90/60 mmHg, jauh dari tekanan darah normal yang berkisar di angka 120/80 mmHg.

Kondisi ini sering ditandai dengan keringat berlebih, tubuh lemas, letih, lesu, hingga pusing saat bangun dari duduk atau tidur. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa menyebabkan mata kunang-kunang hingga akhirnya pingsan.

Untuk mencegah tekanan darah rendah saat puasa, penting untuk mencukupi asupan cairan dan garam. Minumlah cukup air putih saat sahur dan berbuka, serta konsumsi makanan bergizi seimbang agar tubuh tetap bertenaga sepanjang hari. Jika mulai merasa pusing atau lemas, segera duduk dan istirahat sejenak agar tubuh kembali stabil.

8. Sakit Tenggorokan


(Sumber: freepik)

Nyeri tenggorokan sering menjadi keluhan saat puasa karena tubuh kekurangan cairan, membuat tenggorokan kering dan lebih rentan terhadap iritasi. Kondisi ini semakin diperparah oleh masuknya zat asing seperti bakteri dan kuman yang bisa memicu peradangan. Gejalanya bisa berupa rasa gatal di tenggorokan, sulit menelan, batuk, hingga demam ringan.

Untuk mencegahnya, pastikan tubuh tetap terhidrasi dengan cukup minum air putih saat sahur dan berbuka. Selain itu, hindari makanan yang bisa memperparah iritasi, seperti makanan pedas, gorengan, dan minuman dengan pemanis buatan. Dengan menjaga pola makan dan hidrasi yang baik, Anda bisa menjalani puasa dengan lebih nyaman.

9. Bau Mulut

penyakit saat puasa
(Sumber: freepik)

Bau mulut memang bukan termasuk penyakit, tapi sangat rentan terjadi saat puasa. Bau mulut tidak hanya membuat Anda tidak nyaman, tetapi juga dapat mengganggu orang lain. Saat berpuasa, produksi air liur berkurang akibat kurangnya asupan cairan. Kondisi ini membuat mulut lebih kering dan memungkinkan bakteri berkembang, menyebabkan napas kurang sedap serta munculnya lapisan putih pada gigi dan lidah.

Untuk mengatasinya, tetaplah menjaga kebersihan mulut dengan rutin menyikat gigi setelah sahur dan berbuka. Biasakan juga untuk menggunakan benang gigi dan berkumur dengan mouthwash.

Selain itu, konsumsi juga buah-buahan seperti apel, bengkuang, dan wortel yang bisa membantu menyegarkan napas secara alami.

 

Saat puasa, tubuh memang lebih rentan dihinggapi berbagai macam penyakit. Agar kondisi tubuh tetap sehat, pastikan Anda tetap mendapatkan asupan nutrisi dan cairan yang cukup. Konsumsi makanan bergizi dan berserat agar Anda tidak mengalami gangguan pencernaan. Apabila kondisi tubuh semakin menurun, segera periksa ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.

Simak juga berbagai tips agar tubuh tetap bugar selama puasa maupun berbagai tips, inspirasi, dan rekomendasi lainnya melalui Jendela360 Info. Jendela360 juga memiliki rekomendasi apartemen dengan harga dan kualitas terbaik.

Jendela360 merupakan situs sewa apartemen yang telah terpercaya dengan puluhan ribu unit apartemen di kota-kota besar di Indonesia. Kualitas setiap unitnya sudah pasti terjamin karena telah melalui proses verifikasi.

Proses pencarian apartemen Anda menjadi lebih mudah karena Jendela360 dilengkapi dengan fitur virtual tour menggunakan kamera 360 yang memungkinkan Anda untuk apartemen secara lebih detail tanpa harus beranjak dari tempat duduk Anda.

Seluruh transaksi Anda dengan Jendela360 juga terjamin aman tanpa ada hidden fees karena dilakukan secara transparan.

Kunjungi website Jendela360 atau hubungi customer service kami untuk informasi lebih lanjut!

Artikel Lainnya