Benarkah Pasar Apartemen Lesu dan Menurun? Ini Faktanya!

by

|

|

, , ,
pasar apartemen menurun

Pasar Apartemen Menurun — Pasar properti di Jakarta selalu menarik untuk diperbincangkan, terutama segmen apartemen yang dulunya menjadi incaran banyak investor maupun end-user. Namun, beberapa tahun terakhir, tren justru menunjukkan arah sebaliknya. Penjualan apartemen menurun sejak pandemi dan terus berlanjut bahkan hingga tahun 2025.

Fenomena ini tentu memunculkan banyak pertanyaan, tentang mengapa pasar apartemen lesu dan menurun? Apa yang membuat penjualan stagnan? Lalu, bagaimana prospek harga apartemen di Jakarta dalam beberapa tahun mendatang? Simak penjelasannya berikut ini!

Penurunan Permintaan Apartemen Saat Pra-Pandemi

Tren penurunan apartemen sudah terlihat sejak 2019, jauh sebelum pandemi. Menurut data Colliers, penjualan apartemen kala itu masih didominasi oleh investor, bukan pengguna langsung. Hal ini membuat pasar menjadi rentan saat kondisi ekonomi melemah.

Jika dilihat dari angka, tren penjualan sangat fluktuatif. Tahun 2019 tercatat ada sekitar 4.682 unit apartemen yang terjual, lalu turun drastis menjadi 1.927 unit di 2020. Meskipun sempat naik pada tahun 2023, permintaan kembali anjlok hingga hanya sekitar 668 unit pada 2024. Angka ini menunjukkan betapa penjualan apartemen menurun secara konsisten.

Insentif Pajak Tidak Berdampak Signifikan

Pemerintah sempat memberikan insentif berupa PPN Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) pada 2021 untuk mendongkrak penjualan properti. Sayangnya, kebijakan ini tidak terlalu efektif bagi apartemen.

Alasannya cukup sederhana: pembangunan apartemen membutuhkan waktu lama, sehingga unit siap huni (ready stock) sangat terbatas. Berbeda dengan rumah tapak yang bisa segera ditempati, apartemen masih memerlukan proses yang lebih panjang sehingga insentif ini tidak serta-merta mendorong penjualan.

Investasi vs Hunian: Minat Investor Kian Menurun

Selama ini, apartemen lebih banyak dibeli sebagai investasi, terutama yang lokasinya dekat transportasi massal seperti LRT dan MRT. Namun, minat tersebut kini merosot tajam.

Alasannya adalah tingkat keuntungan atau yield dari apartemen yang hanya sekitar 3,7% di 2024. Angka ini jauh lebih rendah dibanding obligasi (7%) maupun deposito (5%). Dengan yield yang rendah, investor memilih beralih ke instrumen lain yang lebih menguntungkan, sehingga membuat pasar apartemen menurun semakin parah.

Anda mungkin juga suka: Apartemen: Investasi Jangka Panjang yang Menguntungkan?

Penjualan dan Tingkat Hunian yang Stagnan

Lesunya pasar apartemen juga terlihat jelas pada data terbaru. Sepanjang kuartal I 2025, penjualan hanya mencapai 162 unit, jumlah yang sangat kecil jika dibandingkan dengan total penjualan 688 unit sepanjang 2024.

Tidak hanya itu, tingkat hunian sewa apartemen juga turun hingga 56,8% di kuartal I 2025. Faktor penyebabnya antara lain efisiensi anggaran pemerintah, ketidakpastian ekonomi global.

Faktor Pajak, Subsidi, dan Regulasi

Selain persoalan permintaan dan investasi, ada juga faktor eksternal yang membuat apartemen kurang diminati. Pertama, adanya beban PPN membuat harga apartemen terasa lebih mahal dibanding rumah tapak bersubsidi. Dengan harga yang mirip, banyak konsumen akhirnya lebih memilih rumah tapak ukuran kecil dibanding apartemen.

Kedua, regulasi mengenai P3SRS (Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun) juga dianggap menyulitkan. Aturan yang mengharuskan pengurus P3SRS tinggal di apartemen dan ber-KTP di sana membuat hunian vertikal ini terasa kurang praktis bagi sebagian orang. Ditambah lagi dengan over supply akibat dominasi investor, membuat apartemen semakin tidak menarik.

Bagaimana Strategi Efektif untuk Menghadapi Pasar Apartemen yang Menurun?

Dengan kondisi seperti ini, para pemilik apartemen dituntut lebih cermat dalam mengelola propertinya. Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah beralih dari menjual apartemen menjadi menyewakan apartemen.

Meskipun keuntungan yang dapat diperoleh memang tidak bisa langsung sebesar uang dari hasil penjualan, namun pemilik bisa mendapatkan penghasilan yang lebih stabil. Apartemen yang disewakan pun memiliki potensi lebih mudah dalam mendapatkan calon tenant karena harganya tentu jauh lebih rendah dibandingkan harga beli.

Baca juga: 16 Tips dan Panduan Investasi Apartemen 2025 Terlengkap!

Untuk proses yang lebih mudah dan terpercaya, Anda bisa menitipkan apartemen yang ingin disewakan melalui Jendela360.

Jendela360 adalah situs sewa apartemen yang telah terpercaya dengan puluhan ribu unit di kota-kota besar di Indonesia. Kualitas setiap unitnya terjamin karena telah melalui proses verifikasi.

Jendela360 menawarkan kerjasama menarik untuk mempromosikan apartemen yang dilengkapi dengan jasa fotografi, dekorasi, hingga fitur virtual tour menggunakan kamera 360 yang dapat memudahkan calon penyewa apartemen Anda untuk melihat interior apartemen secara lebih detail tanpa harus beranjak kediamannya.

Seluruh transaksi dengan Jendela360 juga terjamin aman karena dilakukan secara transparan.

Kunjungi website Jendela360 atau hubungi customer service kami untuk informasi lebih lanjut!

Artikel Lainnya