Kapan Musim Hujan 2025 Berakhir? Perkiraan BMKG & Tips Agar Tetap Sehat

by

|

|

Musim Hujan 2025

Musim Hujan 2025: Kapan Akan Berakhir?

Musim hujan 2025 masih mengguyur Indonesia, dan BMKG telah merilis informasi terkini mengenai perkiraan cuaca untuk tahun ini. Lalu, sampai kapan hujan akan terus mengguyur? 

Menurut BMKG, musim hujan diperkirakan akan berlangsung hingga akhir Maret 2025 di sebagian besar wilayah Indonesia. Namun, beberapa daerah dengan pola hujan monsunal mungkin masih mengalami hujan hingga April atau awal Mei 2025. uncaknya terjadi pada Januari hingga Februari 2025, dengan curah hujan yang umumnya berada dalam kategori normal.

Namun, beberapa wilayah seperti Aceh, Kalimantan, dan Papua diprediksi mengalami hujan lebih lebat, sementara Sumatera Selatan dan Maluku Utara cenderung lebih kering. BMKG juga mengingatkan adanya potensi peningkatan curah hujan hingga 40% akibat fenomena La Nina Lemah yang bisa berlangsung hingga April 2025.

Lalu, bagaimana cara menghadapi musim hujan yang masih akan berlangsung ini? Simak tips berikut agar tetap sehat dan nyaman meski cuaca tak menentu!

Dampaknya pada Kesehatan

Sakit

Musim hujan membawa suasana yang lebih sejuk dan segar, tetapi di balik itu, ada risiko kesehatan yang meningkat. Apakah Anda sering merasa lebih mudah terserang flu atau batuk saat musim hujan? Itu bukan kebetulan! Cuaca yang lembap dan perubahan suhu dapat memengaruhi daya tahan tubuh kita. Mari kita bahas lebih lanjut.

Saat hujan turun, kelembapan udara meningkat, menciptakan lingkungan yang ideal bagi bakteri dan virus untuk berkembang. Perubahan suhu yang tiba-tiba juga dapat melemahkan sistem imun tubuh, membuat kita lebih rentan terhadap berbagai penyakit. Beberapa risiko kesehatan yang sering muncul di musim hujan meliputi flu, batuk, demam, hingga infeksi yang lebih serius.

Ancaman Penyakit di Musim Hujan

Tidak hanya flu biasa, ada beberapa penyakit lain yang sering muncul saat musim hujan. Berikut ini adalah beberapa di antaranya yang perlu Anda waspadai:

Musim Hujan 2025

1. Influenza

Penyakit ini adalah yang paling sering terjadi saat musim hujan. Virus flu menyebar melalui percikan cairan tubuh yang keluar saat batuk atau bersin, serta dari permukaan benda yang terkontaminasi. Pastikan untuk menjaga kebersihan tangan dan menghindari kontak langsung dengan penderita flu.

2. Demam Berdarah

Nyamuk Aedes aegypti, penyebab demam berdarah, berkembang biak di genangan air yang banyak ditemukan selama musim hujan. Untuk mencegahnya, pastikan tidak ada air tergenang di sekitar rumah, seperti di ember, pot bunga, atau selokan yang tersumbat.

3. Diare

Hujan bisa mencemari sumber air dan meningkatkan risiko konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri atau virus. Diare bisa menjadi lebih serius jika tidak ditangani dengan baik. Pastikan untuk mengonsumsi makanan yang bersih dan air yang matang atau sudah disterilkan.

4. Leptospirosis

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Leptospira yang biasanya terdapat di air yang terkontaminasi urine hewan. Berjalan tanpa alas kaki di genangan air bisa meningkatkan risiko infeksi. Gejala leptospirosis meliputi demam, nyeri otot, mual, dan muntah. Selalu gunakan alas kaki saat beraktivitas di luar rumah saat hujan.

Kamu mungkin juga suka: 10 Gaya Hidup Orang Jepang untuk Kehidupan yang Lebih Baik

Tetap Cukupi Vitamin D di Musim Hujan, Begini Caranya!

Musim hujan sering kali membuat kita jarang terpapar sinar matahari. Padahal, vitamin D sangat penting untuk menjaga kesehatan tulang, meningkatkan imunitas, dan mendukung fungsi tubuh lainnya. Lalu, bagaimana cara memenuhi kebutuhan vitamin D meski cuaca mendung atau hujan terus menerus? Yuk, simak tips berikut!

Musim Hujan

1. Manfaatkan Asupan Makanan Kaya Vitamin D

Jika sinar matahari sulit didapat, pilihan pertama adalah melalui makanan. Beberapa jenis ikan seperti salmon, sardin, tuna, dan halibut kaya akan vitamin D. Selain itu, udang, kerang, minyak ikan cod, telur, dan daging sapi juga bisa jadi sumber yang baik.

Bagi vegetarian, jamur adalah alternatif yang tak kalah bermanfaat. Pilih juga produk olahan yang sudah difortifikasi vitamin D, seperti susu, sereal, yoghurt, dan jus buah. Karena vitamin D larut dalam lemak, pastikan Anda mengonsumsinya bersama lemak sehat agar penyerapan lebih optimal.

2. Coba Terapi dengan Lampu UVB

Tahukah Anda bahwa cahaya UVB dari lampu khusus bisa merangsang produksi vitamin D di kulit, mirip seperti sinar matahari? Lampu UVB ini memungkinkan Anda mendapatkan manfaat vitamin D meski tetap berada di dalam ruangan.

Beberapa jenis lampu LED dengan panjang gelombang tertentu bahkan lebih efisien dibandingkan sinar matahari. Namun, sebelum mencobanya, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter, karena faktor seperti jenis kulit dan usia dapat memengaruhi efektivitasnya.

3. Gunakan Suplemen Vitamin D

Jika paparan sinar matahari dan makanan belum cukup, suplemen bisa menjadi solusi praktis. Vitamin D3 lebih efektif dibandingkan D2 karena lebih mudah diserap tubuh. Kabar baiknya, kini tersedia suplemen D3 yang ramah vegan.

Suplemen vitamin D hadir dalam berbagai bentuk: kapsul, tablet kunyah, semprotan, hingga permen karet. Pilihlah sesuai kebutuhan dan konsultasikan dosisnya dengan tenaga medis untuk memastikan keamanannya.

Baca juga: Apartemen Paling Laku Disewakan di Jakarta

Cara Tetap Fit di Musim Hujan: Panduan Praktis

Fit

Musim hujan menghadirkan kesejukan, tetapi juga tantangan bagi kesehatan. Risiko flu, infeksi saluran pernapasan, hingga masalah kulit meningkat karena kelembapan tinggi. Namun, dengan langkah sederhana, Anda bisa tetap sehat. Yuk, simak tips praktis berikut ini!

1. Perkuat Imunitas dengan Pola Makan Seimbang

Asupan nutrisi yang baik adalah kunci menjaga daya tahan tubuh. Konsumsi sayuran hijau, buah-buahan kaya vitamin C, biji-bijian, dan protein tanpa lemak. Hindari makanan olahan berlebihan karena dapat menurunkan imunitas.

Tak kalah penting, perbanyak minum air putih meski tidak merasa haus. Hidrasi yang cukup membantu tubuh melawan infeksi dan menjaga fungsi organ tetap optimal.

2. Tetap Aktif Meski Cuaca Mendung

Olahraga ringan seperti stretching, yoga, atau jalan santai di dalam ruangan membantu menjaga kebugaran. Aktivitas fisik ini juga bermanfaat untuk kesehatan mental, mengurangi stres, dan meningkatkan mood.

3. Pilih Pakaian yang Nyaman dan Tahan Air

Gunakan pakaian hangat yang cepat kering serta jaket anti-air saat beraktivitas di luar ruangan. Jangan lupa membawa payung atau jas hujan untuk menghindari basah kuyup, yang bisa memicu kedinginan atau flu.

4. Jaga Kebersihan Diri dan Lingkungan

Musim hujan meningkatkan risiko infeksi. Rajinlah mencuci tangan dengan sabun, terutama sebelum makan dan setelah dari luar ruangan. Pastikan juga rumah tetap kering dan bersih untuk mencegah pertumbuhan jamur dan bakteri.

5. Tidur Berkualitas untuk Daya Tahan Tubuh Optimal

Tidur cukup—sekitar 7-8 jam per malam—membantu tubuh memulihkan diri dan meningkatkan sistem kekebalan. Ciptakan suasana kamar yang nyaman, hindari penggunaan gadget sebelum tidur, dan atur suhu ruangan agar tidak terlalu lembap.

6. Waspada Terhadap Risiko Banjir dan Infeksi

Jika tinggal di daerah rawan banjir, hindari kontak langsung dengan air banjir karena bisa terkontaminasi bakteri penyebab leptospirosis. Gunakan pelindung seperti sepatu bot saat terpaksa harus melewatinya.

 

Selain menjaga kesehatan, kenyamanan tempat tinggal juga menjadi faktor penting selama musim hujan. Memilih apartemen dengan fasilitas lengkap, ventilasi yang baik, dan akses yang mudah saat cuaca ekstrem bisa membuat hidup Anda lebih tenang.

Nah, jika Anda sedang mencari apartemen sewa di Jakarta, Tangerang, dan Bekasi yang nyaman dan strategis, Jendela360 siap membantu Anda menemukan pilihan terbaik. Dengan fitur virtual tour, kemudahan proses sewa, dan listing apartemen yang lengkap, mencari hunian impian jadi lebih praktis meski di tengah musim hujan.

Yuk, kunjungi Jendela360 sekarang dan temukan apartemen sewa Jakarta Selatan yang sesuai dengan kebutuhan Anda! Nikmati hunian yang nyaman, aman, dan modern tanpa ribet, bahkan di musim hujan sekalipun.

Artikel Lainnya