Pemanasan global dan masalah lingkungan menjadi pemicu utama munculnya green building di Indonesia. Bangunan ramah lingkungan ini turut andil dalam mengatasi permasalahan lingkungan global, khususnya di Indonesia. Namun, apa yang sebenarnya dimaksud dengan bangunan hijau atau green building?
Konsep Green Building
Istilah green building merujuk pada bangunan tinggi atau rumah hunian yang dirancang dengan memperhatikan aspek kesehatan dan kenyamanan. Selain itu, green building juga memiliki peran dalam mengurangi penggunaan energi dan mengurangi limbah lingkungan.
Konsep green building sudah terlihat sejak tahap perencanaan awal bangunan. Lalu berlanjut ke tahap pembangunan, pengoperasian, hingga operasional bangunan itu sendiri ketika sudah berdiri. Dari pemilihan material bangunan, pemanfaatan sumber daya sampai penggunaan energi, semua tidak boleh bertentangan dengan prinsip lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan.
Gelar green building tidak bisa disematkan begitu saja pada sebuah bangunan. Perlu ada penilaian terlebih dahulu. Sistem penilaian ini berbeda-beda di setiap negara. Di Amerika misalnya, penilaian untuk bangunan hijau diberi nama LEED (Leadership in Energy and Environmental Design).
Sedangkan di Jepang, penilaian untuk green building dinamai CASBEE (Comprehensive Assesment System for Built Environment Efficiency) dan BREEAM (Building Research Establishment Environmental Assesment Method) di Inggris.
Baca juga: 5 Inspirasi Rumah Bernuansa Hijau yang Membawa Kesegaran Hunian
Tidak hanya nama penilaiannya saja yang berbeda, kriteria penilaian bangunan hijau untuk setiap sistem pun ikut berbeda. Dalam penilaian LEED, bangunan dapat dikatakan ramah lingkungan jika mampu mengurangi 18 – 39% pemakaian energi. Sedangkan untuk sistem penilaian lain memiliki kriterianya masing-masing.
Daftar Green Building di Indonesia
Di Indonesia, layak tidaknya suatu bangunan dikategorikan sebagai bangunan hijau ditentukan oleh badan bernama GBCI (Green Building Council Indonesia). Mereka menggunakan sistem penilaian yang diberi nama Greenship.
Greenship terdiri dari enam kategori, yaitu konservasi air, tepat guna lahan, efisiensi dan konservasi energi, sumber dan siklus material, kualitas udara dan kenyamanan udara dalam ruang serta manajemen lingkungan bangunan. Semua kategori memiliki tolok ukurnya masing-masing dalam penilaian.
Di Indonesia sendiri, bangunan-bangunan green building yang berhasil memperoleh sertifikat dari GBCI adalah sebagai berikut:
1. Menara BCA Jakarta
Jika dilihat sekilas, Menara BCA Jakarta memang tidak banyak menampakkan warna hijau pada fasad bangunannya. Namun siapa sangka jika bangunan ini mampu menyabet sertifikat Greenship EB Platinum, yang merupakan kategori paling prestisius.
GBCI memberikan sertifikat kepada gedung setinggi 57 lantai ini karena dianggap mampu menghemat listrik sampai 35%. Gedung sejenis tidak dapat melakukannya.
2. Sequis Center
Sequis Center merupakan menara perkantoran dan perniagaan yang berlokasi di Sudirman. Bangunan ini meraih predikat Gold Greenship Existing Building 1.0 dari Green Building Council Indonesia.
Prestasi yang mampu diraih Sequis Center dalam hal bangunan ramah lingkungan yakni mampu menghemat pemakaian listrik sampai 28,12%. Disamping itu, Sequis Center juga mampu menghemat penggunaan air sebesar 28,26% dari baseline.
3. Kementerian Pekerjaan Umum
Salah satu bangunan pemerintah yang mampu memperoleh predikat green building adalah bangunan kementerian PU atau Pekerjaan Umum. Pada tahun 2013, bangunan ini memperoleh sertifikat Greenship Level Platinum, berkat keberhasilannya menghemat penggunaan energi hingga 61%, jadi pihak gedung hanya membayar listrik 39%.
Kemampuan untuk menghemat air dan mendaur ulang air juga menjadi faktor yang menyebabkan gedung Kementerian PU memperoleh gelarnya.
4. Sampoerna Strategic Square
Sampoerna Strategic Square telah menjadi gedung perkantoran ikonik di Jakarta Selatan. Fasad bangunan dirancang dengan gaya klasik Eropa, tanpa mengesampingkan unsur kenyamanan dan lingkungan. Tak ayal, pada tahun 2012 lalu, bangunan ini berhasil mengantongi sertifikat Greenship Existing Building Gold.
Penerapan konsep green building yang dilakukan Sampoerna Strategic Square antara lain manajemen sampah, daur ulang sumber daya dan meningkatkan kualitas udara. Bangunan ini juga berhasil menghemat penggunaan air sebanyak 42%.
5. Pacific Place
Siapa yang tidak mengenal Pacific Place? Pusat perbelanjaan ini didapuk sebagai pusat perbelanjaan terbaik di Jakarta, dan menjadi salah satu ikon kemewahan Jakarta. Tidak berhenti sampai di situ, Pacific Place juga berhasil meraih 1st Runner-Up untuk kategori Efficient Building, pada ASEAN Energy Awards pada tahun 2011 lalu.
Pacific Place juga menjadi pusat perbelanjaan pertama di Indonesia yang mendapatkan sertifikat Greenship EB Platinum dari GBCI pada tahun 2014 lalu. Pacific Place menerapkan sejumlah program peduli lingkungan, yang meliputi recycle, readjust, replacing dan reschedule.
Misalnya dalam program reschedule, Pacific Place menunda penggunaan 10 menit dari jadwal. Penggunaan AC pun diturunkan satu derajat dari biasanya. Dampaknya, Pacific Place mampu menghemat biaya operasional hingga 25% per bulan.
6. Gedung Teraskita
Gedung Teraskita merupakan gedung perusahaan yang berdiri di Jakarta Timur. Teraskita berhasil mengantongi sertifikat Green Building dari IFC atau International Finance Corporation. Salah satu alasannya, karena Gedung Teraskita mampu menekan ongkos operasional hingga 50% dalam setahun.
Faktor pertimbangan lainnya adalah konsumsi air dan sistem kelistrikan yang dikelola secara berkelanjutan. Sistem recycling yang diterapkan Teraskita berperan dalam penghematan AC dan meteran listrik.
7. Gedung Mina Bahari IV Kementerian Kelautan dan Perikanan
Bangunan kementerian lainnya yang mendapatkan gelar green building selain kementerian PU adalah Gedung Mina Bahari IV, milik kementerian kelautan dan perikanan. Tidak tanggung-tanggung, gedung ini bahkan berhasil menyabet sertifikat Gold Greenship dari GBCI.
Gedung Mina Bahari terdiri dari 16 lantai dan berdiri di atas lahan seluas 36.446 meter persegi. Bangunannya dirancang dengan desain serupa layar mengembang, sesuai dengan tema bahari.
8. L’oreal Indonesia
Dengan menerapkan Farpoint, L’oreal Indonesia berhasil menjaga kondisi lingkungan di sekitar gedung, ketika beroperasi. Perusahaan ini juga melakukan usaha yang bagus dalam mendaur ulang air tanah dan limbah.
Usaha mereka terbayar dengan predikat ramah lingkungan yang didapat. Tidak tanggung-tanggung, L’oreal Indonesia bahkan mendapat penghargaan green building dari dua sistem penilaian sekaligus, yaitu sertifikasi LEED (Leadership in Energy and Environmental Design) milik Amerika dan Greenship Interior Space pada tahun 2014.
9. Wisma Subiyanto
Wisma Subiyanto merupakan gedung garapan PT. PP Persero (Pembangunan Perumahan) yang turut serta menjadi contoh green building di Indonesia. Pada tahun 2015, gedung ini berhasil memperoleh sertifikat Greenship Silver untuk kategori bangunan baru atau New Building.
10. Alamanda Tower
Alamanda Tower adalah tower perkantoran di Jakarta Selatan yang memiliki 30 lantai. Gedung ini mampu melakukan pengurangan biaya operasional sampai 34%, setara dengan Rp4 miliar setiap tahunnya. Pemanfaatan air dan listrik pun dilakukan secara efisien di sini.
Inilah yang membuat Alamanda Tower dipandang sebagai green building di Indonesia, bukan hanya oleh GBCI, tetapi juga International Finance Coorporation atau IFC.
11. Gedung DUSASPUN
Beralih dari Jakarta, gedung hijau di Indonesia selanjutnya yang ramah lingkungan adalah gedung DUSASPUN di Gunung Putri. Gedung ini berhasil meraih peringkat platinum untuk kategori New Building.
Interior gedung banyak memanfaatkan cahaya alami. Batu bata bertulang juga dimanfaatkan untuk membangun bangunan empat lantai ini. Roof gardennya dibuat dengan menggunakan double glass yang mampu menahan panas.
12. The 101 Bogor Suryakancana
Tidak hanya bangunan perkantoran atau pusat perbelanjaan saja, bangunan hotel pun bisa dikategorikan sebagai green building, atau bangunan ramah lingkungan. Salah satunya adalah hotel The 101 Bogor Suryakancana.
Bangunan hotel The 101 Bogor mampu melakukan penghematan biaya operasional, termasuk listrik dan utilitas antara 30 – 80%. Hal ini diutarakan Head Strategy and Business Development dari IFC Climate Businese, Marcene Mitchel. Jika terus berlanjut, pemangkasan biaya ini bukan hanya berdampak baik bagi operasional hotel, tetapi juga memberi manfaat pada lingkungan sekitar.
Baca juga: 15 Resort di Bandung yang Cocok untuk Liburan dan Honeymoon
13. The 101 Yogyakarta Tugu
Selain The 101 Bogor, The 101 Yogyakarta di Tugu juga menyabet gelar yang sama, sebagai salah satu bangunan hijau di Indonesia. Tidak hanya menyajikan kemewahan, hotel ini juga menggunakan prinsip ramah lingkungan pada bangunannya. Terbukit dengan biaya utilitas hotel yang mampu dipangkas hingga 80%.
14. Citra Maja Raya
Citra Maja Raya merupakan salah satu perumahan yang menerapkan konsep ramah lingkungan di Lebak, Banten. Sebanyak 41 unit rumah di perumahan ini mampu melakukan penghematan dalam hal penggunaan listrik dan konsumsi air.
Bahkan konsumsi airnya disinyalir lebih hemat dari 33 rumah MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah). Akhirnya, tidak mengherankan jika Citra Maja Raya memperoleh sertifikat green building dari IFC dan GBCI sekaligus.
Itulah beberapa green building di Indonesia yang telah lulus penilaian, baik oleh GBCI maupun IFC. Ternyata, aspek kenyamanan, kebersihan dan kesehatan lingkungan bukanlah satu-satunya faktor yang dinilai. Faktor penghematan energi dan pembangunan berkelanjutan pun tidak kalah penting.
Bagaimana dengan apartemen green building? Jumlahnya tidak kalah banyak. Jika Anda tertarik untuk tinggal di apartemen green building, berikut adalah beberapa pilihannya:
Ingin Mencari Apartemen Menarik di Luar Sewa Apartemen Jakarta? Temukan di Wilayah-Wilayah Berikut: